
Jakarta – The Cancer Centre, salah satu layanan klinik medis unggulan yang tergabung dalam Singapore Medical Group (SMG) menyelenggarakan media gathering yang membahas mengenai teknologi pengobatan revolusioner terbaru untuk penyakit kanker, yaitu Immunotherapy dan Targeted Therapy. Acara ini dilakukan dalam rangka menyambut Hari Kanker Sedunia pada tanggal 4 Februari mendatang.
Arifin Ng selaku Senior Vice President of Singapore Medical Group menjelaskan, “Berdiri sejak tahun 2005 dengan jaringan layanan kesehatan yang melibatkan lebih dari 25 bidang spesialisasi medis, SMG memiliki sederetan klinik medis untuk mendukung kesehatan masyarakat, termasuk The Cancer Centre, yang merupakan salah satu layanan unggulan kami. Klinik ini didedikasikan untuk menyediakan konsultasi lengkap dan pengobatan terkini untuk berbagai penyakit kanker oleh tim ahli Onkologi, perawat dan konselor yang berkualifikasi tinggi.”
Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia, dan nomor tujuh di Indonesia (Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Kemenkes RI 2015). Di tahun 2013 saja, prevalensi penyakit kanker sudah mencapai 0,14% (347.792 orang) dari total populasi penduduk. Selain itu, berdasarkan prediksi World Health Organization (WHO), pada 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat tujuh kali lipat. Kanker paru, hati, usus, kolorektal, payudara dan serviks adalah beberapa jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
Dr. Wong Seng Weng selaku ahli Onkologi dan Konsultan Spesialis dari The Cancer Centre, SMG menjelaskan bahwa semua orang memiliki sel kanker di tubuhnya. Sel kanker dapat dibedakan dari sel normal berdasarkan sejumlah karakteristik morfologi, perilaku, dan genetiknya. Sel kanker memiliki perkembangan yang abnormal, dapat menyebar dan menyerang sel normal lain layaknya ‘teroris’, dan sel ini tidak memiliki waktu tenggat hidup. Jika sel teroris ini sudah menyebar ke organ-organ lain, pemberantasan penyakit kanker secara tuntas sangat sulit dicapai.
Pengobatan kanker umumnya ditentukan berdasarkan stadium kanker dan penyebarannya di dalam tubuh. Secara garis besar, terdapat empat tipe pengobatan kanker: Operasi, terapi radiasi, kemoterapi dan terapi hormon. Kemoterapi sangat umum dilakukan pada pasien kanker karena terapi ini sangat ampuh dalam menyasar sel kanker yang sudah menyebar. Namun, kemoterapi dapat ikut membunuh sel normal yang sehat selain sel kanker sehingga menimbulkan efek samping tertentu, seperti Alopecia, Neutropenia dan dalam beberapa kasus langka, Cardiotoxicity.
Baru-baru ini, penelitian dalam hal pengobatan kanker menemukan terobosan baru yang mampu membedakan antara sel kanker dan sel normal yang sehat dalam tubuh. Hal ini menandai evolusi terbaru dalam terapi kanker, yaitu Immunotherapy dan Targeted Therapy.
Immunotherapy adalah pengobatan terbaru yang dapat mengungkap sel kanker – yang sering kali terselubung di antara sel normal yang sehat – untuk kemudian membidik dan menghancurkannya. Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terapi ini dapat mengurangi risiko perkembangan penyakit atau kematian sebesar 50%, sebuah kemajuan dibandingkan tindakan kemoterapi.
Dr. Wong menjelaskan lebih jauh bahwa kelangsungan hidup seorang pasien tidak ditentukan semata-mata oleh kekuatan sistem imun mereka. Sistem imun tidak dapat menyerang kanker bukan karena lemah, melainkan karena ia tidak memiliki kemampuan untuk mengenali kanker. Immunotherapy tidak digunakan untuk memperkuat sistem imun, namun untuk membantunya mengidentifikasi sel kanker sehingga dapat menyerangnya. Dengan kata lain, Immunotherapy bekerja untuk mengungkap penyamaran sel kanker yang mengacaukan sistem imun. Ada sistem pemberi sinyal yang digunakan oleh sel normal untuk memberi tahu sistem imun agar tidak menyerang mereka. Sebaliknya, sistem pemberi sinyal yang sama juga digunakan untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker.
Pengembangan teknologi Immunotherapy memberikan harapan baru untuk pengobatan kanker, terutama kanker yang mudah kambuh seperti kanker paru. Efek samping dari pengobatan ini pun memiliki risiko yang lebih kecil, yaitu ruam kulit ringan yang akan hilang kemudian. Immunotherapy juga dapat melengkapi efek yang dihasilkan dari kemoterapi jika keduanya dilakukan bersamaan.
Sementara, Targeted Therapy merupakan pengobatan yang menggunakan obat yang didesain khusus untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker dari jenis kanker yang spesifik – di level molekuler – dengan ‘mematikan’ sinyal pertumbuhan sel kanker yang dapat memicu perkembangbiakan sel.
Dr. Wong juga menjelaskan bahwa beberapa tipe Targeted Therapy seperti erlotinib dan gefitinib bekerja lebih baik pada pasien Asia, wanita dan non-perokok. Pasien yang menjalani terapi ini juga mengalami efek samping yang lebih rendah, menjadikannya ideal sebagai terapi perawatan jangka panjang untuk mengontrol sel kanker.
Dengan edukasi yang meluas mengenai perkembangan teknologi pengobatan yang revolusioner ini, diharapkan masa depan pengobatan penyakit kanker akan semakin cerah dan semakin banyak nyawa di dunia dapat terselamatkan dari penyakit ini.
