
Jakarta – Pameran teknologi informasi dan komunikasi yang telah menjadi benchmark bagi perkembangan teknologi di Indonesia, PAda 1 November 2017 kemarin resmi dibuka oleh DR. IR. Ismail MT Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang mewakili Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan didampingi oleh Ketua Umum Yayasan Apkomindo Indonesia (YAI) Ir. G. Hidayat Tjokrodjojo.
Pameran yang digawangi oleh Yayasan APKOMINDO Indonesia bekerjasama dengan PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Events) dan disponsori oleh BRI ini akan berlangsung selama lima hari dari tanggal 1 November – 5 November 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Mengangkat tema “Digital Smart Living” yang mencerminkan pola gaya hidup masa kini dari masyarakat khususnya perkotaan yang tidak bisa dilepaskan dari peranti gadget dan teknologi digital dalam aspek-aspek penting kehidupannya, BRIIndocomtech 2017 berusaha untuk memberikan update dari perkembangan teknologi, gawai, solusi, dan internet of things dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam melakukan bisnis.
Di sisi lain, pemerintah juga terus menggeber pembangunan termasuk dalam bidang Industri Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Indonesia agar semakin memiliki peran besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional. Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Index 2017-2018 yang dirilis oleh World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 36 dari 137 negara. Peringkat tersebut naik dari posisi tahun lalu 41 dari 138 negara. Dalam bidang IT, peringkat Indonesia juga mengalami peningkatkan dibanding pada 2016-2017, naik dari 91 menjadi 80.
Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang diwakili oleh Dr. Ir. Ismail MT, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, menyatakan industri telah banyak terpengaruh dari perkembangan Teknologi Informasi. Pemerintah melihat destructive technology sudah ada di depan mata dan mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan. Destructive technology tersebut bisa menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis di Indonesia. Ada tiga perubahan yang menjadi kunci yaitu kompetensi, enterpreneurship, dan partisipasi masyarakat.
“BRIIndocomtech 2017 memiliki kontribusi penting untuk mengajak para pelaku industri dan pemangku kepentingan untuk meilihat perubahan dunia, perkembangan aplikasi, software, hardware, sehingga generasi muda Indonesia nantinya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Kita saat ini berada di era baru untuk mempertahankan kedaulatan digital Indonesia,” tutur Ismail lebih lanjut.
“Di tengah bisnis yang kini hampir semuanya menjadi online, sistem yang mengarah machine-to-machine (M2M) dan digital, ternyata masih diperlukan human touch. Itulah kenapa pameran BRIIndocomtech 2017 selalu disambut dan sangat dibutuhkan. Pameran BRIIndocomtech dapat menjadi kesempatan untuk terjadinya human touch atau interaksi antara penjual dan pembeli. Itulah sebabnya di pameran ini kita menghadirkan pemain-pemain online yang turut mendukung pameran ini dengan kehadiran secara offline,” kata Ketua Umum Yayasan APKOMINDO Indonesia (YAI) Ir. G. Hidayat Tjokrodjojo.
Yayasan APKOMINDO Indonesia berharap agar BRIIndocomtech 2017 dapat terus menjadi jendela perkembangan industri TIK Nasional yang memberikan gambaran langsung kepada masyarakat Indonesia maupun dunia internasional tentang posisi dan kemampuan industri TIK Indonesia pada saat ini.
