Gaya Hidup

Sukses Berkarir dan Mengurus Rumah Tangga

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores.

Photo: Shutterstock

Jakarta – Sebagai seorang perempuan menjalani dua profesi sekaligus sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga kerap melahirkan dilema tersendiri. Disini Anda tidak hanya dituntut bisa mengurus rumah tangga namun juga harus menyelesaikan pekerjaan di kantor. Tidak salah jika Anda memilih dua kegiatan ini, dimana Anda diharuskan untuk lebih cermat membagi waktu antara keluarga dan karir. Berikut beberapa kiat dari Roslina Verauli, M.Psi seorang Psikologi Anak dan Keluarga

  1. Stop menganggap diri Anda seolah-olah adalah “Supermom” sehingga Anda tak perlu mengerjakan segala sesuatu sendiri. Sebagai Langkah awal, bagikan tugas rumah tangga dengan orang yang memang bisa menjadi membantu Anda, seperti pengasuh/asisten rumah tangga. Banyak kriteria pekerjaan yang dilimpahkan, seperti: pekerjaan yang cukup memakan waktu, melelahkan secara emosional, bahkan pekerjaan yang mungkin Anda anggap tidak nyaman.
  2. Selain diserahkan ke Asisten Rumah Tangga, Anda pun bisa mengajarkan si kecil untuk meringankan pekerjaan rumah tangga sesuai usia dan kemampuannya. Menurut penelitian anak usia 4 tahun sebenarnya sudah mampu diajarkan untuk melatih kemandiriannya dengan melakukan tugas-tugas personal seperti: mandi, makan, mengambil pakaian, membereskan tempat tidur, membereskan mainan setelah digunakan.
  3. Waktu menjadi salah satu persoalan yang timbul, selain tugas rumah tangga dan urusan mengasuh anak. Semakin bagus karir seorang wanita maka semakin berat pula tanggung jawabnya. Disini kebanyakan waktu Anda akan dihabiskan di kantor atau di luar rumah. Hal ini cenderung membuat Anda sebagai ibu merasa bersalah pada keluarga, terutama buah hati. Maka disini Anda harus pandai dalam membina komunikasi dengan keluarga. Sempatkanlah untuk menelepon keluarga tercinta Anda untuk sekedar menanyakan kabar.
  4. Sebaiknya jangan membawa pekerjaan kantor ke rumah, susunlah kegiatan/aktivitas kerja Anda secara efektif dan efisien. Akan lebih baik jika Anda dapat menyisakan waktu bersama keluarga di akhir pekan.
  5. Melakukan “Me Time” untuk membuat perasaan menjadi lebih rileks. seringkali seseorang menyalah artikan makna “Me Time”

Me time tak hanya mendatangkan perasaan rileks namun sekaligus menantang diri untuk berkembang menjadi lebih baik. Namun, seringkali Anda salah pengertian tentang me time. Me time kerap dianggap sebagai kondisi menjauh atau menghindar sementara dari tugas dan kewajiban tertentu (misal: kantor, rumah tangga, dan anak-anak). Padahal me time tidak selalu harus dilakukan seperti itu, melainkan bisa dilakukan dalam bentuk seperti: membaca majalah favorit, berdiam di toilet untuk mandi hingga spa, saat berada di mobil dalam perjalanan ke kantor, mendengarkan musik favorit, bahkan menulis diari atau sekadar minum kopi atau teh.

“Yang penting, dampak me time dapat meningkatkan mood, perasaan bahagia dan sejahtera, dan peningkatan pemahaman tentang ke-aku-an (masalah, kebutuhan, kemampuan, aspirasi, pencapaian, dan lain-lain) sehingga pada akhirnya siap terkoneksi kembali dengan orang di sekitar,” ungkap wanita yang telah mengeluarkan buku “Discovering Your Black Box: Menuju Kaya Dengan Pendekatan Psikologi.”

Dukungan Emosional dari Keluarga

Yang tak kalah penting, ketika Anda sebagai seorang istri dan ibu memutuskan untuk bekerja, Anda harus siap dengan segala tantangan dan konsekuensi yang harus dihadapi. Dukungan emosional dari keluarga, terutama suami, sangat penting sehingga Anda selalu merasa dicintai dan diperhatikan. Dukungan membantu pula dalam me

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top